Wednesday, December 5, 2012

Jangan biarkan pengalaman menguasai hidup.

Pengalaman yang mengajar kita erti pengajaran yang harus kita ambil sebagai pedoman. Kalau diri tu rasa selemah kucing jangan berani bermain dengan binatang buas. Bahaya menanti . Kalau diri tu berasa seburuk kain buruk, jangan berani nak setanding kain yang lebih cantik. Penghinaan menanti. Kalau diri tu rasa tak cukup air tangki, jangan berani bermain dengan api. Kebakaran menanti. Kadang-2 manusia ni berasa bosan dengan dugaan yang menimpa. Tapi kita kena berfikir juga kenapa dugaan itu datang menimpa-nimpa pada diri kita. Mungkin kita lupa akan pada yang Maha Esa. Mungkin kita lupa diri tentang hal duniawi yang menggoda kita. Mungkin kita lupa untuk berkata syukur pada yang Maha Esa. Sifat pelupa manusia ini yang membawa padah dalam kehidupan kita sendiri. Kadang-kala kita terlalu yakin dengan kemampuan kita sendiri tanpa kita memikirkan kelemahan yang kita ada. Kenapa dugaan yang datang bertubi-tubi itu tidak mampu kita tanggung? Sebenarnya dugaan itu datang setelah apa yang kita lakukan. Setelah apa keputusan yang kita sudah persetujukan. Sifat manusia yang terlalu mementingkan diri tanpa memikirkan kesan pada orang sekeliling. Kadang-2 dugaan yang menimpa kita telah memberi tempias kepada orang yang tak patut ada dalam masalah kita. Disebabkan dugaan kita itu juga lah ukhwah yang telah terbina sekian lama membuat ia semakin hampir putus seperti seutas benang yang terpaksa menampung sekilo beras. Tapi tanpa di sangka ada seutas rantai besi telah membantu seutas benang untuk menampung sekilo beras. Pengorbanan dan penghargaan seseorang itu haruslah kita hargai sepenuhnya. Bukan ketika susah kita mencari dia, ketika senang kita melupakannya. Bukan ketika hujan yang turun kita meminta matahari muncul. Tetapi tanpa kita tahu, hujan yang turun setelah itu matahari yang menyinari memberi kita keindahan pelangi. Jika kita tahu menghargai pemberian seseorang, maka keindahan akan menanti.

(makna yang tersirat tanpa seorang pun memahami walaupun ia tersurat)

No comments:

Post a Comment